KUNJUNGI PPS KENDARI MENTERI KELUATAN DAN PERIKANAN DIALOG DENGAN NELAYAN - FIN PICTURE

FIN PICTURE

Akun ini merupakan media dan informasi seputar dunia perikanan, perencanaan wilayah dan Percetakan

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 24 Maret 2017

KUNJUNGI PPS KENDARI MENTERI KELUATAN DAN PERIKANAN DIALOG DENGAN NELAYAN




 
Susi Pudjiastuti (MenKP) didampingi Sjarief Widjaja (Dirjen PT) Saat berdialog dengan Nelayan PPS Kendari. Foto by: Fin

PPS Kendari (24/3) Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tiba di dermaga PPS Kendari yang didampingi Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sjarief Widjaja dengan menggunakan Speed Boat milik syahbandar PPS Kendari. Kunjungan MKP di PPS Kendari disambut antusias oleh nelayan dan warga kota kendari khususnya masyarakat puday.

Kunjungan kerja Menteri kelautan dan perikanan di Kendari merupakan spot ke-5 di Sulawesi Tenggara setelah Kabupaten kolaka, Kota BauBau, Kabupaten Buton selatan, kabupaten Wakatobi dan sekarang kota kendari. Tiba di Dermaga Pangkalan TNI-AL Kendari pukul 07.15 WITA dengan menggunakan Kapal KRI Terapang setelah menempuh 12 jam perjalanan dari wakatobi, ibu MKP Susi Pudjiastuti langsung meninjau kondisi TPI sodohoa serta dialog dengan penjual ikan di PPI Sodohoa. Lebih dari 30 menit meninjau kondisi PPI Sodohoa, Ibu MKP di dampingi Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja beserta rombongan bergegas menuju PPS Kendari untuk melakukan dialog dengan nelayan.

Saat berdialog dengan nelayan, ibu MKP susi pudjiatuti mengatakan “Saya senang pasar di kendari rame dan ikan-ikannya banyak, berarti penghasilan nelayan disini meningkat, betul tidak, ungkapnya. Mendengar ungkapan itu nelayan mengatakan “betul bu, ungkap seluruh nelayan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengakui nelayan Sulawesi selatan dan sulawesi tenggara dikenal hebat-hebat dilaut akan tetapi kebanyakan tempat dimana-mana Menteri Kelautan dan Perikanan berkunjung di Lembata, di NTB, NTT, di sorong, di Papua Raja Ampat masyarakatnya nangis karena terumbu karangnya rusak oleh bom dan lebih fatalnya selalu yang disebutorang sulawesi tenggara, orang bugis dan buton yang menangkap ikan dengan bom.

MenKP didampingi Kepala PPS Kendari saat berkunjung ke dermaga PPS Kendari. Foto by Fin

Melalui dialog ini Menteri Kelautan dan Perikanan berharap nelayan PPS Kendari bisa bekerja sama untuk mengendalikan dan menangkap nelayan yang suka ngebom, tidak boleh ada backing-backingan, kalau ada laporin sama ibu, ungkap MKP. Kebijakan yang sudah bagus kita bangun harus kita jaga dengan Perpres 44 tentang pelarangan asing untuk masuk kepada bisnis penangkapan ikan sehingga pengusaha-pengusaha dalam negeri semua yang berhak atas lautan indonesia, ungkapnya.

Ibu susi pudjiastuti juga menambahkan sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 07 Tahun 2014 bahwa kapal-kapal perikanan dibawah 10 GT sudah tidak diperlukan izin-izin lagi, tidak perlu bayar apa-apa lagi, akan tetapi surat yang sama juga melarang membom, ngepotas dan pukat harimau. Kapal perikanan dengan alat tangkap purse seine tidak diperbolehkan melakukan penangkapan di pingir-pinggir, paling dekat yang diperbolehkan 4 mil dari daratan.

Perubahan lokasi penangkapan dari WPP 714 ke WPP 715 atas kapal-kapal perikanan hasil Gerai, nelayan PPS Kendari mempersoalkannya. Akan tetapi Menteri Kelautan dan Perikanan menjelaskan WPP Laut banda merupakan 68% tempat tuna bertelur ikan tuna indonesia dan dunia. Jika stok ikan di WPP 714 kita ambil maka habislah stok ikan tuna kita, bapak-bapak harus memakluminya dan mengerti, Tegas Menteri susi. Beliau juga menambahkan kapal-kapal perikanan yang belum mendaftarkan kapal/belum memiliki izin agar mendaftarkan kapalnya segera ke Kemenhub karena pada bulan April nanti PPS Kendari akan membuka gerai perizinan. Beliau juga menghimbau Nelayan untuk kapal dibawah 10 GT milik sendiri agar segera mendaftar asuransi. Meninggal dilaut keluarga dapat santunan 200 juta, jika meninggal didarat atau sakit dapat santunan 160 juta, kalau cacat total karena kecelakaan dapat 100 juta, kalau sakit ada 20 juta biaya pengobatan, ungkapnya. Beliau juga tegas terhadap kapal-kapal perikanan yang berkapasitas besar agar pemilik kapal segera mengasuransikan ABK Kapalnya karena jika tidak beliau memerintahkan syahbandar untuk melarang kapalnya melaut karena nelayan itu wajib untuk kita lindungi, kita harus punya usaha yang adil dan berprikemanusiaan, tutup menteri Kelautan dan perikanan saat berdialog dengan nelayan PPS Kendari. (Fin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar