Susi Pudjiastuti (MenKP) didampingi Sjarief Widjaja (Dirjen PT) Saat berdialog dengan Nelayan PPS Kendari. Foto by: Fin |
PPS
Kendari (24/3) Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tiba di dermaga
PPS Kendari yang didampingi Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sjarief
Widjaja dengan menggunakan Speed Boat milik syahbandar PPS Kendari. Kunjungan
MKP di PPS Kendari disambut antusias oleh nelayan dan warga kota kendari
khususnya masyarakat puday.
Kunjungan
kerja Menteri kelautan dan perikanan di Kendari merupakan spot ke-5 di Sulawesi
Tenggara setelah Kabupaten kolaka, Kota BauBau, Kabupaten Buton selatan, kabupaten
Wakatobi dan sekarang kota kendari. Tiba di Dermaga Pangkalan TNI-AL Kendari pukul
07.15 WITA dengan menggunakan Kapal KRI Terapang setelah menempuh 12 jam
perjalanan dari wakatobi, ibu MKP Susi Pudjiastuti langsung meninjau kondisi
TPI sodohoa serta dialog dengan penjual ikan di PPI Sodohoa. Lebih dari 30
menit meninjau kondisi PPI Sodohoa, Ibu MKP di dampingi Dirjen Perikanan
Tangkap Sjarief Widjaja beserta rombongan bergegas menuju PPS Kendari untuk melakukan
dialog dengan nelayan.
Saat
berdialog dengan nelayan, ibu MKP susi pudjiatuti mengatakan “Saya senang pasar
di kendari rame dan ikan-ikannya banyak, berarti penghasilan nelayan disini
meningkat, betul tidak, ungkapnya. Mendengar ungkapan itu nelayan mengatakan
“betul bu, ungkap seluruh nelayan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti mengakui nelayan Sulawesi selatan dan sulawesi tenggara dikenal
hebat-hebat dilaut akan tetapi kebanyakan tempat dimana-mana Menteri Kelautan
dan Perikanan berkunjung di Lembata, di NTB, NTT, di sorong, di Papua Raja
Ampat masyarakatnya nangis karena terumbu karangnya rusak oleh bom dan lebih
fatalnya selalu yang disebutorang sulawesi tenggara, orang bugis dan buton yang
menangkap ikan dengan bom.
MenKP didampingi Kepala PPS Kendari saat berkunjung ke dermaga PPS Kendari. Foto by Fin |
Melalui
dialog ini Menteri Kelautan dan Perikanan berharap nelayan PPS Kendari bisa
bekerja sama untuk mengendalikan dan menangkap nelayan yang suka ngebom, tidak
boleh ada backing-backingan, kalau ada laporin sama ibu, ungkap MKP. Kebijakan yang
sudah bagus kita bangun harus kita jaga dengan Perpres 44 tentang pelarangan
asing untuk masuk kepada bisnis penangkapan ikan sehingga pengusaha-pengusaha
dalam negeri semua yang berhak atas lautan indonesia, ungkapnya.
Ibu
susi pudjiastuti juga menambahkan sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 07 Tahun 2014 bahwa kapal-kapal perikanan dibawah 10 GT sudah
tidak diperlukan izin-izin lagi, tidak perlu bayar apa-apa lagi, akan tetapi
surat yang sama juga melarang membom, ngepotas dan pukat harimau. Kapal
perikanan dengan alat tangkap purse seine tidak diperbolehkan melakukan
penangkapan di pingir-pinggir, paling dekat yang diperbolehkan 4 mil dari
daratan.
Perubahan
lokasi penangkapan dari WPP 714 ke WPP 715 atas kapal-kapal perikanan hasil
Gerai, nelayan PPS Kendari mempersoalkannya. Akan tetapi Menteri Kelautan dan
Perikanan menjelaskan WPP Laut banda merupakan 68% tempat tuna bertelur ikan
tuna indonesia dan dunia. Jika stok ikan di WPP 714 kita ambil maka habislah
stok ikan tuna kita, bapak-bapak harus memakluminya dan mengerti, Tegas Menteri
susi. Beliau juga menambahkan kapal-kapal perikanan yang belum mendaftarkan
kapal/belum memiliki izin agar mendaftarkan kapalnya segera ke Kemenhub karena pada
bulan April nanti PPS Kendari akan membuka gerai perizinan. Beliau juga
menghimbau Nelayan untuk kapal dibawah 10 GT milik sendiri agar segera
mendaftar asuransi. Meninggal dilaut keluarga dapat santunan 200 juta, jika
meninggal didarat atau sakit dapat santunan 160 juta, kalau cacat total karena
kecelakaan dapat 100 juta, kalau sakit ada 20 juta biaya pengobatan, ungkapnya.
Beliau juga tegas terhadap kapal-kapal perikanan yang berkapasitas besar agar
pemilik kapal segera mengasuransikan ABK Kapalnya karena jika tidak beliau
memerintahkan syahbandar untuk melarang kapalnya melaut karena nelayan itu
wajib untuk kita lindungi, kita harus punya usaha yang adil dan
berprikemanusiaan, tutup menteri Kelautan dan perikanan saat berdialog dengan
nelayan PPS Kendari. (Fin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar